Oleh: Nyoman Alit Sukarta, S.Sos.H.
Pendidikan adalah satu hal diantara
sekian yang harus terus kejar, sebab di era sekarang ini siapa yang lalai
terhadap barang yang satu ini lambat dan perlahan pasti akan tersingkir akibat
persaingan yang semakin ketat menuju “Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015”.
Tiba waktunya nanti tak ada satupun
penghalang bagi mereka yang ingin berkerja secara profesional di badingnya
tanpa mengenal latar belakang kewarganegaraan. Masyarakat se-Asean akan bebas
bertransaksi dan manjadi pekerja di Indonesia, begitupula sebaliknya masyarakat
Indonesia pun bebas melakukan hal yang sama. Pertanyaannya mampukan masyarakat
Indonesia bersaing?
Namun saat ini bukan lagi ranah untuk
mambahas mampu atau tidak mampu, sebab mau tidak mau atau mampu dan tidak mampu
MEA akan tetap dilaksanakan di penghujung tahun depan. Masyarakat Indonesia
khususnya kaum muda hendaknya eling dengan hal tersebut, setidaknya kita masih
punya waktu untuk perlahan merubah prilaku yang hanya duduk meminta menjadi
berdiri dan memberi, dari yang banyak main menjadi banyak belajar untuk
manjadikan diri sebagai pribadi yang mampu berdiri di tanah sendiri.
Pendidikan formal sangat perlu namun
yang tidak kalah pentinya adalah pendidikan melalui pengalaman dalam sebuah
organisasi, mulai dari belajar memanjemen diri hingga memanajeman sebuah
kelompok dapat dipetik di dalam sebuah organisasi. Namun demikian pilih lah
organisasi yang mampu memberikan pendidikan disiplin, cinta terhadap lingkungan
dan cinta terhadap tanah air itu. Menwa lah jawabanya.
Sebagai organisasi kemahasiswaan
Resimen Mahasiswa (Menwa) Ugracena Bali Bali yang telah berusia 50 tahun pada
29 September 2014 lalu telah banyak melahirkan para pemimpin diberbagai bidang.
Sebut saja yang paling tersohor Wakil Gubernur Bali, Drs. I Ketut Sudikerta. Beliau
adalah alumni Menwa Universitas Warmadewa yang mengikuti pendidikan dan aktip
selama mengikuti perkuliahnya. Alumni Menwa lainnya Ketua PWI Bali Bagus Ngurah
Rai dan Ketua PHDI Bali Dr. i Gusti Ngurah Sudiana serta masih banyak
lainnya.
Di dunia pendidikan Alumni Menwa
banyak dipercaya sebagai pucuk pimpinan di lembaga masing-masing, salah satunya
adalah Wakil Rektor III Unud, Prof. Dr. I Nyoman Suyatna. Saat masih aktip
Alumni Menwa Unud ini sempat menjadi salah satu pasukan yang terlibat dalam
pasukan perdamaian di Timur Timor (sekarang Timor Leste) dari kalangan
mahasiswa. Kata Suyatna kunci kesuksesan adalah kedisiplinan, dan disiplin yang
diterapkannya diperoleh dari Menwa.
Pendidikan Menwa yang diterapkan
kepada seluruh anggotanya adalah kedisiplinan, bela nagara serta tanggap
terhadap lingkungan serta lainya yang terus didiskusikan secara bersama untuk
memperdalam pengetahuan terhadap suatu masalah maupun peristiwa yang terjadi
serta pemecahan masalah dan sulusi yang bisa ditawarkan. (*)
Penulis adalah Wakil Asisten Humas
Menwa Ugracena Bali dan alumni Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar