KomandoNews - Fridayani, begitu disapa wanita berkursi Roda
ini kelihatannya kaget dan membuat awak media nyaris mengurungkan niat untuk
melakukan wawancara ternyata kami disapa bahwa itu dulu katanya, dan saat ini saya malah
suka kalau ada media yang siap mempublikasikan keberadaan saya di atas Kursi
Roda, sambutnya. Kejadian tragis di tahun 2010 membuatnya sempat sok dan cenderung tertutup
dengan dunia luar, tentu saja dengan kondisinya berada di kursi roda yang dicap
tidak berdaya dan sering menyusahkan orang lain. Dalam pergumulan dan
berjalannya waktu Magister management Strategik ini kembali memdapat kekuatan
moral melalui orang-orang di sekitarnya terlebih khusus keluarga yang terus memotifasi
untuk bangkit yang walaupun harus tetap duduk di Kursi roda.
Wanita kelahiran Surabaya ini ternyata sangat padat kegiannya di dunia sosial
lebih khusus memberikan motivasi kepada Disabilitas (penyandang cacat) untuk
terus bangkit dari keterpurukan mental, disisi lain sudah tidak berdaya secara
Fisik dan harus selalu mengandalkan orang lain, dengan ilmu yang dia miliki di
jadikan pedoman untuk mengobarkan semangat dan bisa percaya diri agar tidak
selalu menjadi beban buat orang lain.
Alumnus Universitas
Widya Mandala ini semakin yakin merasa berguna buat orang lain ketika hal- hal positif
yang dilakukannya walau hanya melalui Jejariring Sosial (Facebook) yang akhirnya
diwujudkan secara nyata, kutipan kisah dengan dengan media sosial Facebook…
Tahun 2013 saya kembali ke Surabaya. Saya tergabung di
group Facebook namanya KPDI, group FB itu yang semula hanya kumpul kumpul saja.
Saat itu tersirat sebuah ide untuk mewujudnyatakan group ini ke dalam kehidupan
nyata. Juli 2013 para anggota KPDI yang menginginkan organsisasi nyata akhirnya
membentuk group Facebook lain bernama YDMI ( Yayasan Difabel mandiri Indonesia
). Visi dari YDMI adalah membentuk kemandirian dari Difable.
Dari situ mulailah terbentuk pengurus, dan sebagai pengawas saya juga
harus bertanggung jawab. Di YDMI ini saya yang membina hubungan dengan
Universitas Indonesia bidang kajian disabilitas dibawah naungan Prof Irwanto
untuk pembinaan mentalitas Disabilitas, di Universitas
Ciputra untuk pembinaan mental Difable untuk bisa
wiraswasta, pemberian pengetahuan mengenai kewirausahaan dan pemasaran produk, sedangkan di PUSPADI untuk alat bantu dan fisioterapi, di Network untuk membuka
lapangan pekerjaan khusus disabilitas. YDMI ini bergerak di dunia pendidikan
dan pekerjaan yang lebih mengarah kepada kemandirian, YDMI memiliki kelas
online setiap hari, kebetulan saya sebagai pengasuh kelas bahasa inggris dan
sekarang YDMI sudah memiliki kantor sekretariat dan memiliki perwakilian di
Jatim dan Jateng, YDMI juga sudah memiliki legalitas hukum, dimana para
pengurusnya tidak mendapat gaji dari yayasan sehingga kita memang bergerak dari
hati untuk melayani Difable. YDMI adalah organisasi yang berbeda,
konsep pendiriannya dari organisasi difable umumnya.
“Jangan dahulu berpikir bahwa kamu tidak dapat,
berpikirlah bahwa kau tentu dapat bisa. dikarenakan satu orang yang optimis
dapat mengalahkan beberapa ribu orang yang pesimis. Bila kamu
tidak mempunyai semangat hidup maka janganlah berpikir mati yaitu tujuan hidup.
Yakinlah hidup ini tidak dulu inginkan
kamu mati tidak berarti. yakinlah pada diri kamu sendiri.! yakinlah pada
kemampuanmu.! tanpa keyakinan diri pada apa yang kau punyai, kau tak lagi
berhasil maupun bahagia. seorang yang kreatif terpacu dengan hasrat dapat
prestasi, bukan hanya hasrat dapat mengalahkan orang lain. saya tidak meyakini
kau mesti tambah baik dari orang lain. namun saya meyakini kau mesti tambah
baik dari apa kira. Bila kamu belum merancang rencana kedepan sendiri, maka
kesempatan terakhir yaitu kau dapat ada pada gagasan orang lain. serta tebak
apakah yang mereka rencanakan kepada kamu?”.KN-007
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAmazing Woman
BalasHapus